Minggu, 03 Januari 2010

tujuan komunikasi non verbal

Tujuan komunikasi non- verbal


komunikasi non verbal sering sekali berkaitan erat dengan komunikasi lisan (ucapan). Seringkali terjadi penggabungan antara komunikasi lisan dan komunikasi non verbal dalam suatu situasi tertentu. Kata-kata yang diucapkan dalam suatu percakapan hanya membawa sebagian dari suatu pesan.
Sedangkan bagian lainnya, disampaikan melalui tanda-tanda non verbal.
Bayangkan orang yang sedang sangat marah, selain mengungkapkan
kemarahan melalui ucapan yang tajam, seringkali disertai muka merah, mata
melotot sampai telunjuk menunjuk-nunjuk.

Komunikasi non – verbal mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:

1) Menyediakan/memberikan informasi.

2) Mengatur alur suara percakapan.

3) Mengekspresikan emosi.

4) Memberikan sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan

pesan-pesan verbal .


1) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain

2) Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya mengajari suatu permainan olah raga tertentu, antara lain memperagakan cara berenang yang baik, memperagakan bagaimana mengayunkan raket bulu tangkisatau tennis, dan lain-lain.
Relevansi komunikasi non- verbal dalam dunia bisnis antara lain dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar mengelola pesan yang dibuat dengan tanda-tanda, misalnya intonasi suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, penampilan, dan lain-lain, maka ia akan non -verbal dapat melakukan komunikasinya dengan baik.
Seorang manajer haruslah menjadi seorang komunikator yang baik, baik secara
Verbal maupun non- verbal . Ia harus memahami bagaimana menyempaikan pesan-pesan bisnis kepada bawahannya, atasan, supplier, mitra perusahaan, konsumen/klien dan lain-lain. Jika seseorang dapat belajar membaca tanda-tanda non- verbal yang disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud pesan secara tepat dan akurat. Oleh karena itu, saat berhubungan dengan bawahan, atasan, pemasok atau pelanggan/klien perhatikan tanda-tanda non verbal mereka disamping mendengar mereka. Jika seorang pelanggan atau klien merasa kecewa atau senang dengan pelayanan komunikasi verbal
perusahaan, maka tanda-tanda non- verbal mereka akan menunjukkan sikap seperti itu. Misalnya saat mereka mengatakan terima kasih atas pelayanan kita, konsumen yang benar-benar puas mungkin akan menunjukkan mukanya yang berseri-seri atau bersahabat, dengan tatapan mata yang berbinar-binar. Namun jika pelanggan mengatakan terima kasih sambil memalingkan muka, dengan muka yang masam, mungkin ucapan terima kasih-nya itu hanya basa-basi belaka.

jenis-jenis komunikasi non verbal

Jenis-Jenis komunikasi non verbal


. Berikut ini jenis-jenis komunikasi non- verbal yang bisa menunjukkan
bagaimana seseorang mengeksperikan emosinya dalam berhubungan dengan
orang lain, diantaranya:

1) Ekspresi muka

Wajah anda bisa mengkomunikasi apa yang sebenarnya anda rasakan
atau butuhkan. Anda bisa mengkomunikasikan rasa cinta anda, ketakutan,
kegembiraan, kesedihan melalui muka anda, apakah itu melalui mata, bibir,
atau jidat. Muka merupakan tempat utama dalam mengekspresikan emosi
seseorang. Ini dapat terlihat dari jenis dan intensitas perubahan muka
seseorang. Mata seseorang terutama sangat efektif untuk mengindikasikan
perhatian dan minat, mempengaruhi orang lain, mengatur interaksi dan
membuat dominasi. Penelitian menunjukkan bahwa muka manusia dapat
mentransmisikan lebih dari 250,000 ekspresi yang berbeda. Dengan demikian
area muka seseorang (mata, alis, muka, mulut dan pipi) mungkin lebih mampu
mengkomunikasikan secara non- verbal daripada bagian tubuh lainnya.


2) Badan


Posisi badan dapat menunjukkan bagaimana keadaan anda. Apakah anda
sedang percaya diri, riang, kelihatan bingung, suasana hati yang kurang baik,
atau putus asa. Dalam suatu proses wawancara posisi badan biasanya dapat
menunjukkan situasi yang dihadapi oleh pelamar kerja, apakah percaya diri
atau kurang percaya diri.

3) Gerak tubuh

Gerak tubuh bisa menunjukkan komunikasi seseorang. Seseorang yang
mengatakan “tidak tahu!”, mungkin akan menggelengkan kepalanya, atau jika
seseorang menunjukkan rasa tidak peduli terhadap pertanyaan kita, bisa saja
dia menganggkat bahunya.

4) Intonasi suara

Intonasi suara dapat menunjukkan komunikasi Apakah seseorang
Berbicara dengan tekanan tertentu, berbicara keras, marah atau sinis dan
meremehkan dapat diketahui dari intonasi bicaranya.

5) Kontak mata

komunikasi seseorang dapat menggunakan tatapan matanya. Apakah ia
marah, cinta, atau sedih dapat diketahui dari tatapan matanya. Seringkali tatapan mata tidak dapat membohongi. Orang dengan dapat mudah menangkap suasana hati lawan bicaranya dengan melihat tatapan matanya.

6) Diam

Diam bisa berarti juga sedang melakukan komunikasi. Seseorang dengan
diam bisa saja ia mengkomunikasikan tidak ingin diganggu, atau sedang marah, sebel, benci, dan sebagainya. Dalam komunikasi di budaya Timur, diam bisa diartikan dengan beragam arti. Tanda-tanda non- verbal lainnya dapat memperkuat atau menjelaskan arti kondisi diam seseorang yang sebenarnya.

7) Perilaku sentuhan

Sentuhan merupakan saran penting dalam mengkomunikasikan kehangatan dan kenyamanan seseorang. Dalam banyak budaya, sentuhan digunakan untuk menyampaikan rasa sayang, cinta dan kehangatan perlakukan. Jika seorang atasan menepuk-nepuk bahu bawahannya, dapat diartikan dia menunjukkan appresiasinya atau pujian, bisa juga dalam situasi tertentu diartikan dia sedang memberikan dorongan kepada bawahannya tersebut.

komunikasi non verbal

KOMUNIKASI NON VERBAL



KOmunikasi non verbal merupakan bentuk komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi non verbal menggunakan tanda-tanda melalui tubuh, meliputi gerak tubuh, ekspresi muka, nada suara. Sebagai contoh, ekspresi muka seseorang bisa membedakan apakah ia sedang marah, murung atau menghadapi ketakutan. Jika seseorang mengatakan “saya gembira sekali!” namun wajahnya menunjukkan kemurungan, maka seringkali kita lebih percaya pada tanda- tanda non- verbal daripada komunikasi verbalnya. Dengan melihat tanda – tanda komunikasi non- verbal anda dapat memahami perasaan seseorang yang sebenarnya. Berdasarkan perkiraan ada 700,000 bentuk komunikasi non verbal yang biasa dipakai umat manusia dari berbagai budaya yang berbeda. Setiap budaya mempunyai bentuk komunikasi non-verbalnya masing-masing. Beberapa mempunyai pengertian yang sama, namun tidak jarang tanda-tanda non – verbal yang sama mempunyai pengertian yang berbeda, bahkan bertentangan. Dalam dunia organisasi, seorang manajer secara jeli harus dapat menafsirkan bentuk-bentuk komunikasi non – verbal , yang seringkali lebih bersifat alami dan mencerminkan kondisi seseorang yang sebenarnya.
Komunikasi non verbal sangat berkaitan dengan komunikasi antar budaya karena ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang budaya yang berbeda berinteraksi. Proses ini jarang berjalan dengan lancar dan tanpa masalah. Dalam keba¬nyakan situasi, para pelaku interaksi antarbudaya tidak menggunakan bahasa yang sama, tetapi bahasa dapat dipelajari dan masalah komunikasi yang lebih besar terjadi dalam area baik verbal maupun nonverbal. Khususnya, komunikasi nonverbal sangat rumit, multidimensional, dan biasanya merupakan proses yang spontan. Orang-orang tidak sadar akan sebagian besar perilaku nonverbalnya sendiri, yang dilakukan tanpa berpikir, spontan, dan tidak sadar (Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter, 1994). Kita biasanya tidak menyadari perilaku kita sendiri, maka sangat sulit untuk menandai dan menguasai baik perilaku verbal maupun perilaku non¬verbal dalam budaya lain. Kadang-kadang kita merasa tidak nyaman dalam budaya lain karena kita merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Khususnya, perilaku nonverbal jarang menjadi fenomena yang disadari, dapat sangat sulit bagi kita untuk mengetahui dengan pasti mengapa kita merasa tidak nyaman.
Pentingnya komunikasi antarbudaya dikarenakan interaksi sosial keseharian ki¬ta itu adalah sesuatu yang tak dapat ditolak. Di dalam percakapan biasa antara dua orang terjadi sekitar 35% komponen verbal sedangkan 65% lagi terjadi dalam komponen nonverbal (Ray L. Birdwhistell, 1969). Namun demikian, studi sistematis tentang komuniksi nonverbal telah lama diabaikan. Studi komunikasi secara tradisional menekankan pada penggunaan bahasa itu sendiri tanpa mencakup bentuk-bentuk komuniksi yang lain. Sepertinya telah ada semacam praduga yang tidak beralasan mengenai bidang tersebut. Misalnya, kebanyakan program-program pengajaran bahasa asing se¬ring mengabaikan perilaku komunikasi nonverbal.
Dewasa ini, pengetahuan mengenai kebudayaan-kebudayaan asing, baik itu melalui kontak langsung maupun tidak langsung melalui media massa merupakan peng¬alaman umum yang semakin banyak. Namun demikian, ketidaktahuan umum akan adanya perbedaan-perbedaan antara perilaku komunikasi nonverbal mereka sendiri de¬ngan perilaku nonverbal kebudayaan asing telah membaut orang awam berpikiran bah¬wa gerakan-gerakan tangan dan ekspresi wajah adalah sesuatu yang universal.
Pada kenyataannya, hanya sedikit saja yang mempunyai makna universal khu¬sus¬nya adalah tertawa, tersenyum, tanda marah, dan menangis. Karena itulah, orang cen¬derung beranggapan bahwa bila mereka berada dalam suatu kebudayaan yang berbeda di mana mereka tidak mengerti bahasanya mereka mengira bisa aman dengan sekedar mengetahui gerakan-gerakan manual. Namun karena manusia memiliki peng¬alaman hidup yang berbeda di dalam kebudayaan yang berbeda, ia akan menginterpretasikan secara berbeda pula tanda-tanda dan simbol-simbol yang sama (Bennet, Milton J., 1998).
Dimensi Ragam Budaya
Telah dikenal ribuan anekdot mengenai kesalahpahaman akibat komunikasi antarbudaya an¬tara orang-orang dari budaya yang berbeda-beda. Karena besarnya jumlah pasangan budaya, dan karena kemungkinan kesalahpahaman berdasarkan bentuk verbal maupun perilaku nonverbal antara tiap pasangan budaya sama besarnya, maka terdapat banyak anekdot mengenai hal-hal tentang antarbudaya yang mungkin dibuat. Yang diperlukan adalah cara untuk mengatur dan memahami banyak¬nya masalah yang mungkin timbul dalam komunikasi antarbudaya. Sebagian besar perbedaan dalam komunikasi antarbudaya merupakan hasil dari keragaman dalam dimensi-dimensi berikut ini.